Mengenal Jenis Jenis  Sisindiran Sunda Yang Wajib Diketahui

Sisindiran merupakan karya sastra yang dimuat dengan bahasa sunda. Kata yang terkandung dalam sisindiran sendiri terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya ada yang memberikan nasihat dan juga yang hanya sekedar peribahasa. Apa saja jenis sisindiran itu? Simak informasi dibawah ini ya!

Ragam Jenis Sisindiran Bahasa Sunda

  1. Rarakitan

Rarakitan merupakan bentuk sisindiran yang dibentuk oleh cangkang (sampiran) dan eusi (isi). Hubungan keduanya harus satu suara dalam setiap akhirannya. Jumlah sampiran dan isi harus sama banyak dalam setiap baitnya.

Kata rarakitan berarti seperti rakit atau berpasangan (sarakit = sepasang). Sisindiran ini disebut rarakitan karena kata pada awal baris bagian sampiran diulangi atau dipergunakan kembali ke awal baris bagian isi.

  1. Paparikan

Paparikan adalah suatu puisi yang dibentuk oleh cangkang yang tidak mengandung arti, diikuti oleh isi yaitu arti sesungguhnya. Hubungan antara “cangkang” dan arti sesungguhnya terdapat pada hubungan struktural suara dan pola yang sejajar.

Paparikan berasal dari kata parik yang berarti dekat. Suara atau vokalisasi dari sampiran dan isinya mirip. Sisindiran Sunda ini hanya berdekatan bunyinya antara sampiran dengan isinya, jadi tidak harus sama kata awal barisnya seperti rarakitan.

  1. Wawangsalan

Wawangsalan merupakan susunan kata dalam bentuk teka-teki.  Umumnya terdiri dari dua larik, Larik pertama sebagai sampiran (teka-teki), dan larik kedua merupakan rujukan terhadap teka-teki yang sekaligus juga merupakan arti dari larik pertama.

Itulah beragam jenis sisindiran yang sering dipergunakan untuk mengungkapkan perasaan sedih, kecewa, atau bahkan marah dengan secara tidak langsung agar menyadarkan seseorang atas kesalahan yang telah diperbuat.